“pernah ke DWP gak lo?”
“pernah dong, goks banget dah. Lo harus banget dateng deh
pokoknya!”
Pernah denger percakapan seperti, atau mirip mirip, di atas?
Nggak? – sama! Hehehehe. Saya pun tau apa itu DWP setelah berkonsultasi dengan
mbah gugel. Oke , poin saya bukan di DWP sih sebenernya, tapi di kata “goks.” Tau
nggak artinya “goks?” – nanya mulu kaya agen NCIS! Hehehe. “Goks” itu adalah
kata lain dari “gokil,” nggak tau “gokil” juga? Emang sih kata ini nggak ada di
KBBI. Oke, menurut Agata (Anak Gaul Jakarta) “gokil” itu kira-kira artinya
adalah sesuatu yang gila, luar biasa, di luar batas, tapi in a positive sense. Dan,
saya pun sebenernya gak mau ngomongin kata “gokil” sih – Lha terus ngopo
dijelaske mau eh? Hehehehehe.
Jadi sebenernya saya itu tertarik sama fenomena
(((FENOMENA))) kok bisa “gokil” berubah menjadi “goks?” Dan ternyata ada juga kata-kata
lain yang mengalami perubahan macam si gokil ini. Contohnya? Oke -> oks,
sebatang -> sebats. Saya jadi tertarik, ini fenomena linguistik apa yang
terjadi di sini? Eh setelah konsul dim bah gugel, seperti biasa, ternyata ada
lho…. Namanya apocope – Ru, Haru, semuamuanya kok kamu cari di gugel, pas dulu kuliah sastra kamu ngapain aja eh?.
Hehehehe.
Apocope itu adalah
fenomena linguistik di mana suatu kata dihilangkan salah satu hurufnya (vowel), atau suku katanya. Oh iya, huruf
atau suku kata yang hilang itu adalah yang berada di akhir kata itu. Jadi apa
sebab terjadinya apocope? Saya juga gak
ngerti. Mungkin kalau dalam kasus “goks” atau “oks” tujuannya ya biar terdengar
atau terlihat keren dan mutakhir? Mungkin. Mutakhir karena ya kata-katanya jadi
lebih ringkas dan sederhana, dan yang mutakhir itu biasanya membuat semuanya
jadi lebih sederhana dan ringkas bukan? Bukan ya? Ya udah si. L eh bentar-bentar, ada yang menarik. Di paragraf
ini saya juga menggunakan fenomena kebalikan dari apocope, yaitu aphaeresis. Kalau
apocope yang hilang itu huruf/suku kata terakhir, di aphaeresis yang hilang
adalah huruf/suku kata awal. Coba tunjukin contohnya! “ya” asalnya dari “iya,” “gak”
asalnya dari “nggak,” “ngerti” asalnya dari “mengerti,” dan “bentar” yang
tadinya “sebentar.”
Tapi tenang aja – dude, I just used another aphaeresis
there, nggak tau apa itu apocope atau
aphaeresis nggak bikin hidupmu susah kok. Pas wawancara
kerja nggak ada yang nanya kalian tau apocope atau aphaeresis atau nggak apalagi di akherat, nggak ditanya macam itu lah. hehehehe. Lha terus kenapa saya bikin post ini? Ya biar kesannya berguna dan memberikan informasi gitu
deh. Mmmm nggak berguna juga ya? ywdc.... :(