Kita, yang menyebut diri sebagai makhluk sosial, paling tidak sekali dalam setahun akan menerima selembar undangan reuni. Entah reuni SD, SMP, SMA, atau kuliah. Undangan reuni biasanya akan berdatangan pada bulan ramadhan, karena waktu favorit untuk reuni adalah pasca lebaran. Disamping karena lebaran adalah libur nasional, silaturahmi terasa afdol dilakukan di suasana lebaran. Bukankah reuni itu adalah juga silaturahmi?
Reuni, bagi sebagian orang adalah mangkok untuk menampung rindu yang sudah luber. Tapi bagi sebagian orang lainnya, reuni sedikit banyak seperti ajang perlombaan. Bagi saya, pertanyaan 'apa kabar' adalah pertanyaan paling bagus di dalam sebuah reuni. Pertanyaan ikutan setelah itu berpotensi membuat beberapa orang merasa menciut di tengah raksasa. Bayangkan perasaan seorang pengangguran, yang menggenapkan keberanian untuk datang untuk bertemu teman-temannya yang sudah sukses, ketika dia ditanya 'kerja di mana?' Pun ketika seorang jomblo ditanya 'sudah nikah?' atau bahkan lebih jleb lagi 'anak udah berapa?'
Bagi saya, reuni adalah perihal kenangan; tentang dahulu bukan sekarang. Reuni adalah mesin waktu yang melempar kita ke saat di mana hidup terasa lebih sederhana. Bukan ajang menunjukkan kita telah sampai di mana, tapi mengingat bahwa kita pernah di sana.
Reunion is not about what we are, it's about what we were instead.
NB: Kalau reuni, jangan ajak pasangan ya....siapa tau ketemu mantan lho, kan lumayan bisa bernostalgila hehehehe :)) ya kecuali pasangan kamu juga satu angkatan, dan kamu gak punya mantan...iya...kaya saya ...... eeerrrr