“Earl Grey Tea memang tak pernah salah” gumamku seraya
meneguk secangkir teh wangi yang masih meruap. Sore itu adalah kali kedua saya
menikmati afternoon tea di Residenza
Paolo VI, Roma. Hotel yang ada di 29 Paolo VI Street itu berlokasi sangat
strategis; hanya seperlemparan batu dari Basilika Santo Petrus dan menghadap
langsung ke arah Piazza Santo Petrus. Malam ini adalah malam yang cukup
spesial; Basilika Santo Petrus akan menjadi perhatian jutaan umat Kristiani di
dunia. Di sana akan berkumpul Kardinal dari seluruh penjuru dunia untuk
menetapkan siapakah yang akan menjadi pemimpin umat Kristiani yang baru setelah
Paus sebelumnya meninggal dunia karena sakit. Tapi menurut isu yang berkembang,
meninggalnya Paus terlalu misterius, bahkan banyak conspiracy theorists yang berpendapat bahwa Paus bukan meninggal
karena sakit, tapi karena dibunuh. Ah, begitulah teori konspirasi, selalu
berada tidak jauh dari kontroversi.
Malam pun merayap, seiring rombongan orang-orang yang mulai
membanjiri Piazza Santo Petrus. Beberapa van bergambar logo-logo stasiun tv
ternama dunia pun terlihat berseliweran. Ya, malam ini bukan hanya orang Roma
& Vatikan, namun juga jutaan pemirsa di seluruh dunia akan memusatkan perhatiannya
ke Basilika Santo Petrus. Pukul 22.13, saya bersama dua teman saya berada di
tengah-tengah hiruk-pikuknya Piazza Santo Petrus. Nyala lilin, juga cahaya dari
telepon genggam, yang dibawa para umat Kristiani berkelap kelip, menari bersama
senandung doa yang mereka lantunkan. Walau saya bukan umat Kristiani, namun
pengalaman ini sungguh menggugah. Kami seperti tenggelam dalam pusaran doa-doa dan
puji-pujian yang khusyuk dilantunkan. “eh menurut yang gue baca di internet,
kabarnya ada empat Kardinal yang ilang lho….diculik oleh orang dari sebuah
persaudaraan kuno katanya!” bisik Dito. Teman saya yang satu ini memang yang
paling getol dengan segala yang berbau teori konspirasi. “Ah lu Dit, jangan
sembarangan ah…apa-apa yang lu baca langsung lu percaya…… jangan-jangan lu juga
percaya kalo lu baca twitternya Farhat Abbis, si pengacara itu..” timpal saya. “Enak
aja…. Gue juga pilih-pilih kali mau percaya sama siapa…..,” Dito menyanggah. “Nah
yang paling mengejutkan ya….empat Kardinal yang diculik itu adalah
Preferiti!... lu tau gak Preferiti itu apaan?.... Preferiti itu orang-orang
yang terpilih menjadi kandidat kuat Paus….” Dito masih dengan sangat antusias melanjutkan
ceritanya, sedangkan saya pura-pura mendengarkan. Sementara, Dru sibuk merekam
dengan telepon genggamnya, “ini momen yang belum tentu kita temui lagi seumur
hidup,” ujarnya.
Jam saya menunjuk pukul 23.56, mata saya terasa lelah, “balik
yuk…gue udah ngan….,” belum selesai kalimat saya, tiba-tiba terjadi keriuhan di
bagian depan Piazza Santo Petrus. Semua kamera kemudian menyorot kearah gerbang
Basilika. Dari dalam Basilika, keluar seseorang, setengah telanjang, dengan
dada dibalut perban, kelihatan bergegas membawa sesuatu di tangannya. “ill Camerlengo!”
teriak orang-orang di kerumunan. Dari tempat saya berdiri, saya hanya bisa
melihat dengan jelas kejadian yang ada di depan Basilika melalui layar besar
yang dipasang oleh sebuah stasiun televisi lokal untuk menyiarkan secara langsung
tradisi pemilihan Paus. Orang yang disebut Camerlengo itu tampak terburu-buru
berlari menuju ke sebuah helikopter yang diparkir di depan Basilika. Beberapa menit
kemudian terlihat helikopter tersebut terbang, tinggi, dan semakin tinggi
menembus gelapnya langit Vatikan malam itu. Helikopter terbang semakin tinggi
hingga menyisakan titik hitam kecil di langit, namun, tanpa dinyana, titik
hitam tersebut berubah menjadi putih, yang kemudian membesar….. semakin
membesar…. Melontarkan cahaya membutakan kesegala arah. Untuk sesaat Vatikan
menjadi terang seperti siang hari. Sejurus kemudian, suara gemuruh hebat
terdengar, disusul dengan gelombang udara yang seperti menghempaskan diri dengan
keras ke bumi, menggetarkan seluruh atap hingga lantai bangunan di sekeliling
Basilika Santo Petrus. Suara itu sangat keras seperti 1.000 petasan tahun baru
yang dinyalakan bersamaan. Kemudian, suasana berubah sepi, mencekam, semua
orang tercekat tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Helikopter yang membawa
sang Camerlengo meledak di udara. Kemudian terdengar isak tangis yang lama-lama
semakin keras. Semua orang bingung, tak tahu apa yang terjadi, namun mereka
semua tahu bahwa ada tragedi menakutkan yang sedang terjadi. Namun, kejutan
tidak berhenti di situ saja. Tiba-tiba terlihat seseorang menunjuk ke arah atap
Basilika Santo Petrus. Tanpa dikomando, semua kepala serentak mendongak ke arah
atap Basilika. Diantara patung-patung malaikat di atap Basilika Santo Petrus, di
samping patung Yesus, berdiri tegak seorang lelaki dengan perban di dadanya, ya
dia sang Camerlengo. Tiba-tiba saya merasakan dorongan yang sangat kuat dari
belakang saya. Orang-orang merangsek ingin berada lebih ke depan untuk melihat
kejadian yang sedang terjadi. Saya terhuyung, jatuh terjerembab. Kemudian kepala
saya terasa berat, dan semua terlihat gelap….semakin gelap.
“Mas…mas bangun mas, sudah sampai di Terminal Mangkang mas…”
Terasa ada yang menggoyang-goyangkan kaki saya. Dengan malas saya membuka mata
yang masih terasa ngantuk. “Jam berapa ini…” gumam saya sambil mengambil
telepon genggam di saku celana saya. “hhmmmm sudah jam 4 pagi…ketiduran nih gue”
Segera saya beranjak berdiri dan meraih tas punggung saya di kompartemen atas
tempat duduk. Gontai saya berjalan menuruni tangga bus malam yang baru saya
naiki. Belum juga kaki saya menapak ke tanah, sebuah suara mengagetkan saya. “Mas…ini
ketinggalan!” kata seorang kondektur sambil mengulurkan sebuah buku bertuliskan
“Angels & Demons.”
Kereeennnnn >_<
BalasHapusya soalnya buku gue mainstream kalo mau diceritain reviewnya hehe
Hapusbhahahahaaha.... pake ngiler gak itu?
BalasHapusadegan yang itu disensor yes hehe
HapusSpeechless haha
BalasHapusngopooo sepicles barang lho hehehe
Hapusbagusss ... i love the movie
BalasHapusmesti lu belum baca bukunya ya? beda tau sama film nya
Hapusngimpine level konspirasi mase, sangar tenan
BalasHapusdaripada konstipasi awakakaka
Hapusngimpinya terlalu kereen
BalasHapusapa? orang yang ngimpi terlalu keren? ya ya ya :P
Hapus