Syahdan, di malam
minggu sehabis hujan, dua sejoli terlihat berjalan beriringan dengan tangan
saling terpaut; menyusuri jalan setapak yang terlihat seperti terowongan karena
dipayungi rimbun pohon di kanan kirinya. Rangga dan Cinta, nama keduanya,
adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara.
“Apa….. Itu…… Cinta?”
tanya Rangga, sembari mengayun kakinya melalui genangan air di tepi jalan.
Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sangat luas, beribu kalimat tidak akan mampu
menjawabnya, namun Cinta sadar, Rangga adalah seorang yang sangat nyastra, maka dia tahu kalau Rangga
mengharapkan jawaban yang juga nyastra.
“Ia mengerling.
Ia ketawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari”
Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari”
Cinta menyitir puisi
Chairil Anwar. “Cinta itu yang membakar dan terus menyala, dan yang membuat
darahku berhenti berlari saat mendengar suaramu.”
Rangga terdiam, tidak
bereaksi. Seolah jawaban Cinta hanyalah gemerisik daun pohon ara yang diterpa desau
angin malam.
“Mungkin jawabanku
kurang memuaskan, baiklah, mungkin aku harus mengutip perkataan dari tokoh
asing, biar terlihat lebih edgy”
Cinta membatin.
“Love is an untamed force. When we try to control it,
it destroys us. When we try to imprison it, it enslaves us. When we try to
understand it, it leaves us feeling lost and confused; itu kata Coelho!”
Rangga tetap
terdiam, bahkan kali ini mukanya terlihat pucat. Cinta bingung, mungkinkah
Rangga tidak paham bahasa Inggris yang dia katakan, bahkan Cinta pun
sebenarnya bingung.
“Aaaapa…. Ittttuuu….
Cintttaaaa…. “ Akhirnya Rangga membuka suara, dengan terbata.
“Ya itu tadi, masa
harus aku ulang lagi sih!!!” Cinta mulai kesal.
“BBuuukkkaaaan…..”
“Terus apa? Yang
jelas dong…. Jangan kaya cewek!!!!” Hardik Cinta.
“Ittuuu…
Apppaa… Itttuuuu…. Cinttttaaa….. Itttuuuu … Yang…. Di atas…. Pppooohhhhoooonnnn….
“ Rangga setengah berteriak sambil menunjuk dahan pohon Ara di depannya.
Cinta
mendongak ke atas melihat ke dahan pohon Ara, dan melihat sosok dengan rambut
panjang menjuntai sedang mengayunkan kakinya sambil duduk di dahan.
Dan merekapun
berdua Pingsan.
PS: Maaf ya..... Tema arisan blognya susah soalnya heuheuheu
anjir gilak..
BalasHapusParah wkwkwkwkwk
BalasHapusedyannn, gw udeh serius bacaaa..
BalasHapus