Selasa, 23 Desember 2014

Indonesia Haibat

Nuwun sewu, perkenalkan namaku Paijo. Dari bahasa dan namaku, pasti njenengan sudah tau tho kalau aku itu orang desa dan asal nya dari Jawa Tengah, atau yang sering njenengan orang Ibu Kota sebut sebagai Jawa. Padahal yo orang Jakarta itu secara geografis yo sama, orang Jawa juga, tapi yo wis ben, kan njenengan lebih berpendidikan dari aku. Aku ini baru datang dari kampung ke Jakarta. Ternyata kata orang-orang kampung kalau Indonesia sudah maju itu bener…..yo paling tidak Jakarta. Lha iya tho, Jakarta kan Ibu Kota Indonesia; kalo ibarat rumah yo ruang tamune Indonesia. Ruang tamu itu kan kudu apik, kudu bagus, ben ndhak keliatan saru dilihat orang luar, masalah dapurnya kotor sih ya urusan nanti.

Indonesia itu pembangunannya sudah maju. Coba lihat di Jakarta ini, bangunannya sudah bagus bagus; tinggi-tinggi, megah-megah. Orang-orang yang ada di gedung gedung itu juga nggantheng dan ayu ayu. Mereka itu orang yang sibuk sekali, jalannya cepet-cepet, naik kendaraan pun cepet-cepet sampe ndhak punya waktu berhenti di lampu merah. Lha nek berhenti di lampu merah sing suwine ngono, ntar telat masuk kantor; nek telat masuk kantor ngko kerjanya terhambat, ndhak produktif kalo kata mereka; nek ndhak produktif, kantornya rugi; nek kantor rugi, bisa tutup kantornya; nek kantor nanti banyak yang tutup , perekonomian negara runtuh; yo nanti akibatnya ditanggung kita-kita semua. Lha opo ora penting  kuwi. Hebat tenan orang orang Jakarta ini. Di Jakarta itu banyak orang kaya, banyak orang punya kendaraan uapik uapik. Makane aku ke Jakarta. Aku kepengen kaya mereka itu, bisa kerja pake pakeyan rapi, pake dasi, naiknya mobil. Wuah, mbois to!

Di Indonesia, kemerdekaan iku hak setiap orang. Aku lihat di Jakarta ini ya, orang itu bebas banget mau ngapa ngapain. Lho coba lihat, buang sampah bebas di mana mana; mau ngerokok juga terserah di mana saja; nyeberang jalan yo sekarepmu. Bebas merdeka to? Wong wong sing setiap Agustus sukanya nanya, “Apakah Indonesia sudah merdeka?” Iku wis jelas gak pernah hidup di Jakarta.


Wis tho, Indonesia, diwakili Jakarta, itu sudah sangat maju dan berbudaya. 

3 komentar:

  1. Dasar anak sastra! Wek! hahahaha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. untungnya masih lulus di jaman sarjana sastra, belum jadi sarjana humaniora heuheuheu

      Hapus